Minggu, 10 April 2011

Press-Release

Forum Paguyuban Petani Kebumen Selatan FPPKS 
Sekretariat: Jl. Daendels, Kaibonpetangkuran Rt.02-Rw.03, Kec. Ambal, Kebumen 54392
_________________________________________________________________

Blokade Ribuan Massa 
Petani UrutSewu versus TNI-AD
            Latihan TNI-AD kali ini (11/4) akan mendapat perlawanan keras  dan sengit dari ribuan petani UrutSewu yang telah menganggap semua ini sebagai perang. Dalam rapat darurat kemarin malam, petani memutuskan akan beraksi melakukan pemblokiran di beberapa titik dan jalan desa dan penghadangan badan. Massa akan berkonsentrasi di Desa Setrojenar, Kec  Buluspesantren; dimana ada fasilitas DislitbangAD sebagai pusat latihan dan ujicoba alutista. Sidang darurat petani juga memutuskan, apabila TNI-AD nekad mau melaksanakan latihan di kawasan pertanian dan pesisir UrutSewu, maka petani juga akan mengambil tindakan massa.
            Kegentingan semacam ini bukan kali pertama terjadi di desa yang selama hampir 30 tahun telah dijadikan ajang latihan dan ujicoba senjata berat ini. Terakhir kali adalah insiden paska aksi FPPKS (23/3) lalu. Yakni ketika tentara melakukan “pendudukan” reaksioner di fasilitas menara pengawas latihan yang terletak 500 meter dari garis pantai. Saat itu, TNI-AD mengerahkan ratusan personel yang memasuki desa Setrojenar sejak dinihari. Kemudian dilanjutkan pada pagi hari dengan konvoi sepeda motor yang provokatif. Warga yang geram dengan ulah ini mejadi emosional, saat salah satu kendaraan oknum tentara menyerempet warga di perempatan jalan desa.
            Nyaris terjadi penghakiman massa terhadap oknum tentara. Untungnya akibat yang lebih buruk tak terjadi. Tapi kemudian massa mempersenjatai diri dengan bambu runcing secara spontan. Saat hari makin siang, sementara tentara masih bercokol di desa dan tak ditarik dari lokasi, makin memanaskan situasi. Siang itu bahkan petani dan pemuda dari beberapa desa berdatangan dengan segala macam senjata tajam terhunus.
            Ironisnya, pernyataan lisan dan sikap Komandan Kodim 0709/Kebumen, Letkol. Inf. Windyatno saat di pendopo menjelang Bupati meninjau kawasan UrutSewu, cenderung bikin petani marah dan hampir memicu amuk massa.    
            Situasi Perlawanan Semesta
            Belum genap sebulan dari aksi “pendudukan” tentara, jadwal latihan dan ujicoba senjata berat kini bahkan mau dilaksanakan di “basis” penolakan yang menjadi pelopor desa-desa lain dalam gerakan anti kawasan hankam di UrutSewu. Penolakan masyarakat UrutSewu terhadap latihan tentara dan ujicoba senjata berat, selama ini, sepertinya hanya dipandang sebelah mata.  
            Bahkan oknum Dandim terkesan meremehkan gerakan penolakan massa rakyat ini, dengan pernyataan lisan yang tidak etis dan memutar-balik fakta. Di depan wakil petani yang bertemu di pendopo Bupati (24/3) pun bersikap takabur, bahkan disertai dengan pernyataan siap memerangi massa. Petani marah dan tak melupakan semua ini.
            Dalam “sidang” FPPKS yang berlangsung di masjid desa Setrojenar hingga Minggu dinihari lalu, para petani dan pemuda serta tokoh ulama, memutuskan untuk menolak dan menghadang latihan dan ujicoba senjata yang akan dilaksanakan. Tekad ini tersosialisasi dan mulai mendapat dukungan luas, termasuk dari kalangan ulama di luar kawasan ini. 
            Imam Zuhdi selaku koordinator penolakan kali ini, bahkan telah menyatakan tekadnya sejak malam dilaksanakannya mujahadah dan ritual pembekalan tekad.
“Jika TNI-AD nekad latihan di Urutsewu, maka petani juga akan berbuat serupa”, tegasnya.
Dan pada Minggu malam ini, massa akan membangun benteng blokade di ruas jalan desa. Dilanjutkan dengan aksi penghadangan yang akan dilaksanakan sejak Senin (11/4) ini secara massal. Tak ketinggalan, para perempuan desa juga akan berpatisipasi dalam gerakan penolakan ini.
            Petani, pemuda dan perempuan telah membulatkan tekad menyatukan kekuatannya.

Ketua FPPKS: 081328492705   |   Koord.Aksi: 082135518602   |   Div.Litbang-Media: 081542990330   

0 komentar:

Posting Komentar