Kamis, 05 Mei 2011

"Kami Hanya Ingin Bekerja Tanpa Diganggu Tentara"

"Kami hanya ingin bekerja (sebagai petani) tanpa diganggu (aktivitas) tentara". Inilah bisikan lemah salah satu korban yang saat itu dirawat di bangsal Teratai RSUD Kebumen, diantara 13 petani dan warga yang menjadi korban serangan brutal tentara (16/4) di Setrojenar lalu. Saat itu, Minggu, hari kedua para korban dirawat di sana. Di luar, masih ada belasan korban kelanjutan serangan dengan cara sweeping tentara ke rumah-rumah warga. Dan korban pada fase ini tak dibawa ke rumah sakit, karena berbagai alasan. Ketakutan adalah salah satu alasan mereka. Perasaan ini juga cepat melesak menjadi trauma psikologis bagi anak-anak petani yang rumahnya jadi sasaran sweeping pada sore hingga malam harinya.

Dalam sweeping itu, bahkan, tentara tak segan meletuskan senapan AK-47 yang ditentengnya; mendobrak pintu rumah penduduk sipil, dipandu oknum tak berseragam; seakan-akan si baju loreng ini berhak menginjak martabat penduduk kampung. Luarbisa gagah jumawanya para oknum itu menyerbu, di depan tatap lamur ketakutan anak-anak petani dan para ibu di kampung itu.
Paska insiden itu, di bangsal rumahsakit, ada seorang anak usia 4,5 tahun, cucu dari salah satu petani yang jadi korban kebrutalan; merekam dengan pikir polosnya. Anak ini selalu menangis setiap kali diajak pulang ke rumah di desanya. Dia trauma pada keberingasan tentara, sore itu. Dan akhirnya ia beserta ibunya, harus menginap di rumahsakit, berbagai dipan dengan salah satu korban di sebelah dipan kakeknya.

Apa yang sebenarnya tengah dipertontonkan tentara di depan rakyat Setrojenar kala itu? Apa pula kata dunia yang kebetulan menyimaknya..
Kekuasaan dan kekerasan. Kekerasan dan kekuasaan. Dua aspek itu saja, seperti dua sisi dari satu keping recehan yang mrucut saking embanan, jatuh dari genggam pemiliknya. Tetapi apakah masyarakat dunia tahu, apa yang sebenarnya tejadi di bumi Urutsewu ?

"Kami hanya ingin bekerja kembali, tanpa diganggu lagi", bisikan itu terngiang kembali. Mirip rintihan tak berdaya yang keluar dari mulut lelaki setua 65 tahun usianya. Ternyata ia mengalami patah tulang hidung terkena hantaman popor bedhil, matanya juga lebam dan ada bercak darah coklat di bagian putih biji matanya.

Nampak nyata, petani ini sulit menerima kenyataan, justru setelah semua yang dialami di kampungnya, dan bukan tak mungkin juga kampung-kampung lain seurutnya. Ternyata, seperti kebanyakan korban yang terluka dan dirawat di bangsal itu; ia sama sekali  tak terlibat dalam tindak pengrusakan yang dituduhkan tentara.


Data Korban Kekerasan Tentara di Setrojenar, 16 April 2011


1.       Aris Panji, Kebumen, 24021962,
Jl. KolSugiono 7/5, Kebumen


Luka robek pelipis dihantam popor senjata, lebam kepala kiri, dagu kiri, leher kiri; sakit hingga tenggorokan.
Pada beberapa menit sebelum insiden sempat kontak Aji Kusumo-081578700058; yang segera mengontak Ifdhal Kasim (Komnas HAM) terkait fase-fase awal kebrutalan tentara. Saat itu mulai ada letusan senjata pada jarak kurang dari 50 meter dari posisinya diam di tempat.
Dibawa ke Polres dalam keadaan tangan terikat dan masih menerima pukulan dari intel yang mengawal dan tentara yang berada di kompleks kantor Camat Buluspesantren.


2.       Mustofa, 65 th, Tani, Rt.1-Rw.5, Setrojenar, Buluspesantren, Kebumen


Dipukul popor senjata pada bagian wajah hingga pingsan. Keluar darah dari hidung, hidung bengkak dan retak, mata kiri bengkak, dada sakit. Dimuat ke mobil patroli TNI dengan dilempar di lantai bak belakang dan diangkut bersama Aris Panji serta Kades Surip Supangat yang ditembak di 3 titik.


3.       Mulyanto, Kebumen, 19051989, Tani, Rt.1-Rw.6, Setrojenar, Buluspesantren, Kebumen




4.       Salwadi, Kebumen, 23 Juni 1980, Tani, Rt.1-Rw.6, Setrojenar, Buluspesantren, Kebumen.




5.       Samsudin, Kebumen, 12 Mei 1983, Tani, Rt.1-Rw.4, Setrojenar, Buluspesantren, Kebumen.


Di lokasi, jadi bulan-bulanan tentara bersenjata. Luka sobek di kepala bagian atas dan samping kanan bagian belakang.  

6.       Kusriyanto, Kebumen, 16 Juni 1982, Tani, Rt.1-Rw.5, Setrojenar, Buluspesantren, Kebumen.




7.       Surip Supangat, Kebumen, 6 Februari 1972, Rt.1-Rw.6, Setrojenar, Buluspesantren, Kebumen.


Posisi tengah kerja di sawah; luka tembak pada paha, pantat kanan dan lengan; bengkak punggung tangan kanan, punggung dan dada sakit. Di lokasi bentrok, ditembak dan dipukuli serta diinjak hingga roboh ke areal sawah sebelah.
Luka tembak pada tiga titik: paha kanan, pantat kanan dan lengan kanan. Dibawa ke Polres dalam keadaan terikat tangannya
   

8.       Martijo, 30 th, Tani, Rt.1-Rw6, Setrojenar, Buluspesantren, Kebumen.
                         



9.       Kasantri, Kbm 23 Juli 1991, Tani, Rt.1-Rw.6, Setrojenar, Buluspesantren, Kebumen

Pingsan, retak kaki kiri, pangkal lengan kiri, kepala benjol bagian atas,

10.   Ilyas, 45 th, Tani, Rt.2-Rw.4, Setrojenar, Buluspesantren, Kebumen

Luka tembak peluru karet. Posisi tengah membawa benih padi dari arah timur, turun dari sepeda. Terkena tembakan peluru karet pada pangkal legan kiri dan tulang belikat. 


11.   Samirin, lahir 1977, 34 th, Tani, Rt.2-Rw.5, Setrojenar, Buluspesantren


Tulang belikat kiri rusak, kena pukul kayu dan pukulan pada kepala bagian belakang hingga jatuh; sempat tak sadarkan diri.


12.   Bajuri, Desember 1973, Tani, Rt.1-Rw.5, Setrojenar, Buluspesantren, Kebumen

Lari dari lokasi perempatan JLS, terkena tembak tapi terhalang sabit, dikejar tentara dan dipukul dengan senjata di bagian tengkuk. Juga di bagian sisi lutut kanan. Pulang ke rumah semalam dan ke RSUD jam 11.00 siang berikutnya.


13.   Ahyadi, desa Setrojenar.





14.   Samirin, desa Setrojenar





15.   Sarmo, desa Setrojenar

 Banyak korban justru tak terlibat dalam aksi spontan perusakan gapura DislitbangAD.




Data Korban Sweeping 


1.       Nur Hidayat bin Muchdin, 35 th, Mantan Kades, dukuh Kuang desa Setrojenar


Ditangkap tentara paska bentrokan, di rumah warung milik Dario pada k.l jam 15.00 wib.
Dipukul di pelipis kiri, ditendang pada bagian perut. Dalam keadaan diikat tangannya, dibawa ke Polres Kebumen


2.       Muhajir bin Saia, 30 th, Petani, dukuh Kepek desa Setrojenar

Ditangkap tentara paska bentrokan, di rumah warung milik Dario pada k.l jam 15.00 wib. Tanpa tahu, dipukuli dengan tongkat, banyak tentara lain berdatangan. Lalu dalam keadaan diikat kedua tangannya, dibawa ke Polres Kebumen


3.       Paryono bin Dullah Afandi, 39 th, dukuh Kepek desa Setrojenar


Ditangkap tentara paska bentrokan, di rumah warung milik Dario pada k.l jam 15.00 wib. Luka bibir robek.


4.       Solekhudin bin Sadir, 19 th, desa Setrojenar


Posisi tengah bekerja menyiram tanaman semangka, di sawah dekat menara pengawas; dipukul keroyokan oleh tentara, dengan tongkat juga. Sepeda motor “Ninja” miliknya dirusak. Lalu dibawa ke kantor DislitbangAD, kembali dipukuli dan diiterogasi dengan kasar. Setiap menjawab “tidak tahu”, langsung dipukul. Inti pertanyaan tentara yang paling diingatnya: “Apakah kenal Nur Hidayat dan Imam?”.
Luka lebam pada tangan dan punggung, seluruh badan sakit, kepala pening. Luka tendangan sepatu tentara di belakang telinga.


5.       Ma’rifun bin Jumain, 31 th, desa Karangkembang, Alian, Kebumen.


Langsung ditangkap bersamaan dengan Imam Zuhdy; aktif sebagai pendamping warga. Ditangkap jam 16.00 wib, langsung diserahkan ke Polres Kebumen


6.       Imam Zuhdi bin Moh. Samidja, 36 th, dukuh Godi desa Setrojenar


Ditangkap dan diserahkan ke Polres Kebumen.




Data Barang Rusak Akibat Kebrutalan Tentara


1.       YAMAHA RX-King

AB 4528


2.       YAMAHA F1ZR

AA 5731 AM


3.       HONDA SUPRA X

AA 3796 CM


4.       YAMAHA JUPITER

AA 2978 RW


5.       YAMAHA F1ZR

B 6119 NUS


6.       YAMAHA JUPITER Z

-


7.       HONDA SUPRA FIT

AA 3745 CW


8.       KAWASAKI NINJA

B 4900 IP


9.       HONDA SUPRA X-125

AA 4852 W


10.   HONDA WIN

AA 9704 HD


11.   SUZUKI SHOGUN 125

R 6082 RH


12.   SUZUKI SMASH

AA 2677 NM

·          
     Keterangan :
      Pola Rusakan sama, blok mesin jebol, blok olie dibuang tutupnya dan diisi pasir. Bodi motor hancur, jok sobek sajam bayonet.






1 komentar:

  1. TURNKAN SBY-BOEDIONO DAN ADILI SE-ADIL-NYA. SBY PENINDAS RAKYATT...........

    PEMERINTAH HANYA MEMENTINGKAN GOLONGANYA DAN KELOMPOK.

    SBY CALO NEGARA ASING.

    BalasHapus