Liputan media pasca bentrok (baca: serangan brutal tentara -16/4) di Setrojenar, seperti diprediksi para blogger dan pekerja people-jurnalism, pasti akan ada manipulasi ekspose. Ternyata benar. Tentara mendisain materi ekspose dari sebuah konter editing multimedia di pinggiran kota Kebumen sebelum melemparkan "pesanan jadi" ini ke media. Hasilnya, kesan bahwa "serangan bersenjata TNI" dapat dikatakan "tidak ditemukan penyimpangan prosedur".
Kebohongan yang licik ini dikiranya tak ada yang mengkritisi dan melakukan investigasi untuk diketahui hingga tempat menyetingnya. Padahal esensi serangan brutal tentara itu bukan masalah prosedur belaka. Ukurannya jelas, fakta bahwa 13 korban luka tembak itu bukan pelaku perusakan. Dan 20 unit sepeda motor warga yang rusak parah diamuk tentara itu pun tak semestinya jadi sasaran, karena bukan bagian dari konflik. Masalahnya, jelas, tentara yang -katanya- mau bertanggungjawab; tak mungkin mengganti sepeda motor yang mereka rusak dengan pola keparahan yang sama.
Noda pernik lain dari insiden ini, sebelum kemudian dilanjutkan dengan sweeping ke pemukiman sipil; adalah perampasan terhadap beberapa barang milik pribadi yang belum semua kembali hingga kini. HP dan flashdisk belum kembali, yang dirampas bersama camera yang telah diserahkan ke polisi. HP dan flashdisk ini milik salah satu korban dari 13 orang yang terluka dan dirawat di RSUD.
Jumat, 20 Mei 2011
Catatan Paska "brutalitas" Tentara
04.53
1 comment
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
SBY-BOEDINO PENINDAS RAKYAT..... SAATNYA RAKYAT BERKUASA....
BalasHapus