* Penolakan Penambangan Pasir Besi | 18 Maret 2013
KULONPROGO - Penolakan penambangan pasir besi oleh Paguyuban Petani
Lahan Pantai (PPLP) Kulonprogo mendapat dukungan dunia internasional.
Forum akademisi internasional di Universitas Filipina yang diikuti PPLP,
pada 7-12 Maret, menyepakati agar pertanian di pesisir Kulonprogo
dipertahankan.
Perwakilan PPLP yang hadir di forum tersebut, Widodo mengungkapkan,
jaringan yang terbangun di forum tersebut juga akan konsisten
menyuarakan dan menolak penambangan pasir besi di Kulonprogo. Black and
Green Forum 2nd Solidarity Eco Camp tersebut diorganisasi oleh Local
Autonomus Network bekerja sama dengan Pusat Studi Dunia Ketiga,
Universitas Filipina.
Pembicara dalam forum itu di antarnaya dari Pusat Studi Dunia Ketiga
Universitas Filipina, Institut Populasi Universitas Filipina, inisiator
Food Not Bombs dari Amerika, permakultur desainer/konsultan dari Belgia,
aktivis anti nuklir dari Jepang.
Widodo dari PPLP turut pula sebagai pembicara mengisi dalam sesi
diskusi. Forum tersebut dihadiri oleh mahasiswa, kalangan akademisi,
organisasi-organisasi lokal, serta aktivis yang bergerak pada isu
perjuangan sosial dan lingkungan.
’’Menurut analisis dan keputusan mereka, ini (tambang) harus
benar-benar ditolak karena di pesisir Kulonprogo berupa lahan pasir bisa
ditanami, ada gumuk pasir yang sebetulnya dilindungi undang-undang
internasional. Tetapi tiba-tiba pemerintah Indonesia akan menghilangkan
itu,’’ kata Widodo yang juga korlap PPLP, Jumat (15/3).
Harus Dijaga
Karena itu, kondisi pertanian dan alam pesisir tersebut harus dijaga.
Sebab, lanjutnya, di mana-mana pertambangan pasti merusak lingkungan.
Jangan sampai di pesisir Kulonprogo ini hadir penambangan dan kembali
akan merusak lingkungan dan menggusur kehidupan puluhan ribu petani di
pesisir Kulonprogo.
’’Jadi kami mendapat dukungan di dunia internasional tentang penolakan terhadap tambang pasir besi,’’ katanya.
Sebagai bentuk dukungan konkrit, mereka akan melakukan aksi-aksi di
kampus-kampus internasional. Seperti yang akan dilakukan oleh salah satu
pembicara dalam forum tersebut dari Amerika Serikat, Keith McHenry
(inisiator Food Not Bombs), yang akan mengkampanyekan persoalan yang
dihadapi petani pesisir Kulonprogo tersebut dalam festival internasional
di negaranya yang digelar pekan ini.
Adapun langkah perjuangan para petani, kata Widodo, akan tetap
bertani sebagai bentuk perlawanan konkrit. Selain itu juga akan tetap
mengkampanyekan penolakan penambangan pasir besi melalui forum-forum
internasional.
’’Karena perlawanan konkrit petani seperti itu, bertani.
Memaksimalkan bagaimana mengelola lahan dan menujukkan kepada siapa saja
bahwa ruang hidup yang sudah kita capai kenapa harus diganti dengan
pertambangan yang belum jelas,’’ pungkasnya.
Ketua PPLP Supriyadi menyatakan, sejak awal hingga saat ini PPLP
tetap memegang komitmen menolak penambangan pasir besi. Menurutnya,
untuk perjuangan penolakan itu kampanye keluar melalui forum
internasional juga sangat diperlukan. (H87-45)
___
Sumber http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2013/03/18/218659/Petani-Dapat-Dukungan-Internasional
Rabu, 20 Maret 2013
Petani Dapat Dukungan Internasional
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar