Daulat Hijau | August 8, 2019
Kamis (8/8/19) santri FNKSDA Semarang bersama GUSDURian Semarang mendatangi kediaman Kyai Ubaidillah Shodaqoh guna membicarakan masalah Urut Sewu. Kyai Ubaidillah Shodaqoh yang merupakan Rois Syuriah PWNU Jawa Tengah diharapkan dapat turut serta membantu perjuangan warga Urutsewu dalam masalah klaim tanah yang dilakukan oleh TNI AD. Kurang lebih pada pukul 10.00 WIB, keempat santri ini dapat bertemu secara langsung dengan Kyai Ubaid.
Fathan selaku koordinator daerah FNKSDA Semarang mengawali perbincangan dengan mengutarakan maksud dan disambung dengan menjelaskan kronologi permasalahan yang menimpa warga Urutsewu. Kyai pun mendengarkan lalu menyampaikan bahwa akhir-akhir ini banyak sekali masalah yang menimpa petani.
“Sekarang petani mengalami banyak masalah. Ada yang ditangkap karena mempertahankan tanahnya. Ada yang menjual pupuk dan benih sendiri dianggap melanggar undang-undang dan ditangkap. Saya kemarin disowani sama orang Demak yang punya masalah begitu. Harusnya kalau petani berinovasi punya benih yang tahan dari hama itu didukung bukannya ditangkap. Tetapi tidak, semua harus beli di industri. Di daerah pesisir Cilacap, Kebumen itu kan termasuk daerah subur yang hasilnya biasa dijual di supermarket tapi dilabeli produk luar negeri, yang dibeli murah tapi dijual mahal.” Terang Kyai Ubaid.
Setelah membaca berkas berupa surat dan kronologi kasus Urutsewu, Kyai menyarankan supaya isu ini bisa menjadi isu nasional, karena berat melawan TNI. Beliau akan berusaha mengundang para wartawan untuk dapat menaikkan berita ini. Beliau juga berpesan agar warga tidak berhenti istighotsah dan ber-mujahadah, karena itu merupakan alat perjuangan warga NU secara moral spiritual. Selain itu juga beliau akan berkomunikasi dengan orang-orang PWNU Jawa Tengah untuk membahas masalah ini.
Ketika diceritakan bahwa masyarakat sempat mendapatkan tindak kekerasan dari militer, kyai cukup paham. Karena TNI tidak akan segan-segan menggunakan kekerasan. Kalau tidak begitu dengan stigma komunis. Itu yang jadi alat mereka. Apalagi selama ini NU masih vis a vis dengan TNI.
“Hubungan TNI dan NU, terutama TNI AD memang tidak bagus sejak zaman Soeharto. Ingat bagaimana Ahmad Yani membantai para kyai. Dan stigma komunis yang masih sering dipakai itu jadi alat mereka. Ingat juga Gus Dur yang menghapus dwifungsi ABRI sehingga konflik TNI-NU masih ada sampai sekarang.” Kata Kyai Ubaid yang juga menjadi pengasuh di Ponpes Al-Itqon Semarang ini.
0 komentar:
Posting Komentar